Bubur kacang hijau adalah salah satu makanan kesukaan di keluarga kami. Perpaduannya dengan bubur ketan hitam dan juga santan membuatnya menjadi manis dan gurih yang pas.
Kami mempunyai beberapa penjual bubur kacang hijau langganan mulai dari bubur kacang hijau Madura sampai bubur kacang hijau Kuningan. Walaupun namanya sama-sama bubur kacang hijau, tetapi setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan sendiri.
Akhir-akhir ini ada penjual bubur kacang hijau baru yang sering lewat di depan rumah kami. Tapi menu yang ditawarkan berbeda, bukan kacang hijau plus ketan hitam, tetapi bubur kacang hijau plus hanjeli. Apa itu hanjeli? Ternyata ini sejenis tanaman serealia jenis biji-bijian. Dalam Bahasa Indonesia tanaman ini juga dikenal dengan sebutan jali atau jali-jali.
Saking penasarannya, bertanyalah kepada si abang penjual bubur kacang hijau dan hanjeli ini bagaimana rasanya. Sambil tersenyum si abang penjual cuma bilang beli saja buat uji coba. Ya sudah, beli saja ceritanya.
Ketika dimakan, rasanya unik. Sepertinya kacang hijau tetapi dengan bentuk bulatan yang lebih besar. Dipadukan dengan kacang hijau, rasanya menjadi bertambah unik, enak, dan cocok di lidah.
Pas mencari informasi di internet tentang hanjeli, ternyata ada info tentang sosok Asep Hidayat Mustofa dari Waluran, Sukabumi yang membudidayakan tanaman hanjeli ini agar bisa kembali dikenal masyarakat luas. Yang luar biasa, keberhasilan Asep Hidayat Mustofa dalam mengenalkan hanjeli sebagai bahan makanan alternatif yang bergizi sampai mengantarkannya mendapat apresiasi SATU Indonesia Award pada tahun 2021 untuk kategori kewirausahaan tingkat provinsi.
Tak heran Asep Hidayat mendapatkan penghargaan bergengsi ini karena kiprahnya untuk Indonesia memang luar biasa. Dari mengenalkan hanjeli sebagai bahan pangan alternatif, membuat Kelompok Wanita Tani, sampai membuat Desa Wisata Hanjeli adalah pencapaian yang patut diacungi jempol.
Mengenal Lebih Dekat dengan Asep Hidayat Mustopa
Pada tahun 2007 Asep Hidayat Mustofa terbang ke Arab Saudi untuk mengadu nasib di sana. Di Arab Asep bekerja kontrak selama 2 tahun di perusahaan yang bergerak dalam bidang seni, tepatnya ia bekerja di galeri kaligrafi yang banyak dipesan oleh masyarakat Arab.
Pada tahun 2009 ia kembali ke Indonesia, ke tanah kelahirannya di Waluran, Sukabumi. Setibanya di Waluran ia menyadari bahwa tetangganya hanya sedikit yang masih menetap di sana, mayoritas mereka bekerja ke tanah Arab seperti ia dahulu dan kebanyakan dari pekerja ini adalah perempuan.
Melihat kondisi miris ini Asep berpikir keras bagaimana caranya bisa memberdayakan masyarakat di Waluran tanpa harus pergi ke luar negeri. dari sinilah ia menggagas untuk mendirikan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan juga mengenalkan hanjeli sebagai bahan pangan alternatif yang memiliki nilai gizi yang tinggi yang bisa dikonsumsi sebagai salah satu jenis makanan pokok.
Asep Hidayat Mustopa: Dari Budidaya Hanjeli Sampai Membuat Desa Wisata Hanjeli
sumber: https://tabloidsinartani.com/
Untuk memuluskan rencana pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Wanita Tani, Asep Hidayat Mustopa yang juga dikenal dengan sebutan Abah Asep oleh warga sekitarnya menjadikan hanjeli sebagai komoditi untuk mereka tanam. Kenapa hanjeli atau jali-jali? Karena tanaman ini memang luar biasa sekali potensinya. Hanjeli memiliki nilai gizi yang yang tinggi, bisa diolah untuk berbagai jenis makanan, bahkan bisa dijadikan bahan dasar untuk membuat asesoris seperti kalung dan gelang.
Setelah sosialisasi dan edukasi kepada ibu-ibu yang ia kumpulkan di Kelompok Wanita Tani tentang budidaya hanjeli, selanjutnya ia memberi nama KWT yang ia gagas dengan Mekar Tani. Dengan kesolidan anggota KWT, langkah Abah Asep mulai menunjukan hasil secara perlahan. Hanjeli yang awalnya banyak dianggap sebagai gulma, kini mulai dikenalkan oleh KWT kepada masyarakat sekitar sebagai bahan pangan untuk membuat bubur, rengginang, dan makanan-makanan lainnya.
Semakin hari masyarakat semakin yakin dengan faedah hanjeli untuk konsumsi keseharian mereka. Masyarakat sudah tidak ragu lagi untuk ikut serta dalam memberdayakan tanaman hanjeli ini.
Setelah masyarakat solid, Abah Asep tak berpuas diri. Ia ingin hanjeli dapat dikenal lebih luas lagi, tidak hanya di sekitar Waluran, Sukabumi. Maka selanjutnya ia memiliki gagasan baru untuk mendirikan Desa Wisata Hanjeli, di mana desa wisata ini fokus dalam mengenalkan dan edukasi kepada masyarakat luas tentang luar biasanya tanaman hanjeli.
sumber: https://travel.kompas.com
Ternyata gagasan Abah Asep ini memang luar biasa. Ketika Desa Wisata Hanjeli selesai dibentuk, banyak masyarakat yang penasaran dan datang ke Waluran untuk mengetahui tentang hanjeli. Tak hanya masyarakat pada umumnya, bahkan pada tahun 2022 belasan mahasiswa dalam dan luar negeri yang sedang melaksanakan program hybrid summer program di Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran juga datang ke Desa Wisata Hanjeli untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang tanaman yang dalam bahasa latin memiliki nama Coix lacryma-jobi L.
Buah Manis dari Kerja Keras dan Kerja Cerdas Abah Asep
Atas dedikasinya yang luas biasa untuk masyarakat, Abah Asep semakin banyak dikenal tidak hanya oleh masyarakat Sukabumi, tetapi juga secara nasional. Yang luar biasa, tidak hanya kekaguman dan takjub yang dirasakan banyak orang dengan usaha Abah Asep, tetapi banyak lembaga yang mengganjarnya dengan penghargaan bergengsi sebagai bentuk apresiasi untuk kerja keras dan kerja cerdas yang ia jalani selama ini bersama tim KWT.
Salah satu di antara banyaknya penghargaan yang Abah Asep Terima adalah SATU Indonesia Awards dari Astra pada tahun 2021. penghargaan ini adalah bentuk apresiasi Astra Indonesia untuk para pemuda yang memiliki kontribusi nyata kepada masyarakat di sekitarnya dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kewirausahaan, kesehatan, lingkungan, dan teknologi.
Abah Asep memulai gagasannya dari sebuah desa kecil di Waluran, Kabupaten Sukabumi. Tapi optimisme luar biasa untuk #SatukanGerakTerusBerdampak yang membuat ia tetap teguh dijalan yang telah ia gagas. Maka benar bahwa hasil tidak akan mengkhianati proses sampai akhirnya langkah kita benar-benar bermakna dengan hasil yang gemintang.
Di tahun 2025 ini Abah Asep di anugerahi sebagai Pahlawan Pangan Nasional atas dedikasinya yang tak padam dalam mengenalkan masyarakat pada tanaman hanjeli. Penganugerahan ini menjadi bertambah spesial karena diserahkan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Semakin bangga #KitaSATUIndonesia.
Alhamdulillah, di momen bersejarah Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini, saya mendapat anugerah Svarna Bhumi Award 2025. Bagi saya, penghargaan ini bukan sekadar simbol, tapi pengingat bahwa perjuangan menjaga bumi dan mengangkat martabat pangan lokal adalah perjalanan panjang yang penuh kesabaran. ~Asep Hidayat Mustopa
Teman-teman yang penasaran dengan Desa Wisata Hanjeli bisa jalan-jalan ke Sukabumi Selatan di daerah Waluran. Alamat lengkapnya ada di Jalan Pamoyan, Waluran Mandiri, Kecamatan. Waluran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Di Desa Wisata Hanjeli kita bisa belajar mengenal tanaman hanjeli lebih dekat lagi bahkan juga belajar memanennya. Jangan lupa belajar untuk mengolahnya juga. Saya sendiri paling suka hanjeli ini dibuat bubur, dipadukan dengan kacang hijau. Rasanya jelas enak dan juga menyehatkan untuk tubuh. Yuk, dicoba!
#APA2025-ODOP




Posting Komentar
Posting Komentar